TTG Mesin Roasting Dosen ITN Malang Ciptakan Taste Kopi Sumberdem yang “Ug” Bikin Ketagihan

Dosen ITN Malang, Dr. Aladin Eko Purkuncoro, ST.,MT., bersama mahasiswa menunjukkan karya TTG mesin roasting biji kopi otomatis.


Malang, ITN.AC.ID – Kopi menjadi salah satu komoditas utama di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Seperti halnya produk Kampoeng Kopi Sumberdem 1832, dan Kopi Combre di Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari. Produksi kopinya yang telah berlangsung sejak zaman Belanda membuat kopi Sumberdem legendaris. Namun sayangnya teknik pengolahannya masih tradisional, dengan menggunakan drum bekas untuk sangrai. Hal ini membuat kualitas rasa yang dihasilkan tidak konsisten dan cenderung berubah-ubah.

Dilatarbelakangi permasalahan UMKM tersebut tim pengabdian masyarakat Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menciptakan mesin roasting biji kopi otomatis. Mereka adalah tiga dosen yang ahli dibidangnya, yakni Ketua Tim, Dr. Aladin Eko Purkuncoro, ST.,MT, (Prodi Teknik Mesin D-3) dan anggota Eko Budi Santoso, ST., MM., MT (Prodi Teknik Mesin D-3), serta Ir. Eko Nurcahyo, MT (Prodi Teknik Listrik D-3). Perancangan dan pembuatan mesin ini juga melibatkan lima mahasiswa dalam implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Pengabdian masyarakat ini merupakan hibah Program Inovasi Kreatif untuk Mitra Vokasi (Inovokasi), Kedaireka 2024, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Inovokasi yang ditawarkan adalah pembuatan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dapat mengolah kopi dari pasca panen hingga menjadi produk kopi bubuk yang siap dipasarkan. Dengan pembuatan mesin roasting kopi otomatis ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas bubuk kopi pada mitra.

Baca juga:Rektor ITN Malang Bersama 100 Pimpinan Perguruan Tinggi Indonesia Hadiri Undangan Kemdiktisaintek Membahas Masa Depan Sains dan Teknologi

“Mesin ini untuk proses roasting atau sangrai. Selama ini di tempat mitra prosesnya masih tradisional jadi selain rasanya bisa berubah-ubah, jumlah produksinya juga terbatas,” kata Aladin, saat mendemonstrasikan mesin roasting di Kampus 1 ITN Malang, Selasa (10/12/2024) .

Dosen ITN Malang, Dr. Aladin Eko Purkuncoro, ST.,MT., menjelaskan sistem aplikasi dan cara kerja mesin roasting biji kopi otomatis. 

Untuk menangani hal tersebut, maka Aladin dan tim menawarkan teknologi tepat guna dengan sentuhan Artisan. Mereka melakukan penguatan TTG dengan hardware dan software. Hardware mesin roasting diberi sentuhan software Artisan. Artisan merupakan perangkat lunak yang disini berfungsi membantu mengsangrai kopi dengan mencatat, menganalisis, dan mengontrol profil sangrai. Perangkat lunak ini dapat mengotomatiskan pembuatan metrik sangrai untuk membantu membuat keputusan yang mempengaruhi cita rasa kopi.

“Kalau bisa saya katakan, kopi yang khas itu bisa membuat penikmatnya bilang “Ug”, dan ketagihan. “Ug” nya itu sesuatu yang khas, hanya di Indonesia, hanya di Sumberdem. Dengan Artisan kita bisa membaca temperatur roasting. Temperatur dan kematangan kopi yang pas inilah yang menjadikan kopi memiliki taste atau cita rasa khas,” jelasnya.

Indikator di software Artisan tertera ET sama BT. ET adalah temperatur dari tungkunya, dan BT itu adalah bean temperaturnya (temperatur dari kopi di dalam tungku. Untuk memudahkan pengoperasian mesin tim abdimas sudah menyiapkan SOP (Standard Operating Procedure), dan melakukan pendampingan dan pelatihan kepada mitra.

Awalnya mitra diberi pelatihan dengan mesin roasting tanpa Artisan, namun setelah kopi di grinder dan dikonsumsi rasanya berubah-ubah. Dengan menggunakan Artisan rasa kopi sudah mulai konsisten. Cita rasa kopi yang utama dipengaruhi faktor roasting. Kesalahan kurang matang atau terlalu matang akan berpengaruh terhadap kualitas rasa bubuk kopi.

Rancangan mesin roasting dosen ITN Malang ini juga membuat hasil kopi sangrai memiliki kematangan yang merata, dan kualitasnya bagus. Mesin mampu meroasting 40-50 kg biji kopi dalam sekali produksi. Mesin ini juga dilengkapi dengan blower. Untuk bahan bakarnya menggunakan gas LPG.

Dikatakan Aladin, menurut mitra kopi Sumberdem ini sudah dilirik oleh buyer (pembeli) dari Amerika, dan Belanda. Dengan potensi ekspor tersebut diharapkan adanya mesin TTG bisa menguatkan produksi, baik dari segi kapasitas dan kualitas rasa.

“Nah, pasti buyer menginginkan rasa yang betul-betul Sumberdem. Cupping kopinya harus terjaga, mulai dari aroma, rasa, keasaman, hingga keseimbangan rasa. Kemarin sudah kami coba trial, dan ternyata dengan sekian temperatur setelah kopi di keluarkan rasanya terkontrol,” bebernya.

Baca juga:Kunjungi ITN Malang, Balidbangda Kab. Malang Jajaki Kolaborasi Riset dan Inovasi

Untuk mesin roasting biji kopi ini telah memiliki luaran artikel, hak cipta, paten, poster, dan video. Kedepannya mesin masih bisa dikembangkan kembali terutama dengan memunculkan beberapa variabel lainnya selain ET dan BT. Seperti variabel kadar air, mashing, besar kecilnya kopi, warna kopi , kecepatan putar sangrai, dan lain-lain. Variabel-variabel tersebut nanti akan meningkatkan kualitas produk kopi lebih unggul, dan mempunyai cita rasa yang khas kopi Sumberdem, dengan kopi yang “Ug” nya lebih sesuatu. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Tingkatkan Kompetensi Lulusan, ITN Malang Gandeng LSP Elektronika Nasional

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, (kanan) dan Direktur LSP Elektronik Nasional Dr. Prapto Rusianto, S.Psi., M.Si., memperlihatkan draf nota kesepahaman bersama (NKB). (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menggandeng Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Elektronika Nasional untuk meningkatkan kualitas mahasiswa. Lewat Prodi Teknik Listrik D-3 ITN Malang kerja sama meliputi implementasi MBKM dalam bidang program magang, kerja praktek, dan uji kompetensi.

Penandatanganan nota kesepahaman bersama (NKB) dilakukan langsung oleh Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, dan Direktur LSP Elektronik Nasional Dr. Prapto Rusianto, S.Psi., M.Si. Sementara penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dilakukan oleh Kaprodi Teknik Listrik D-3, ITN Malang, Ir. Eko Nurcahyo, MT., dengan Direktur LSP Elektronik Nasional di Ruang Inheren, Gedung Elektro-Informatika Kampus 2 ITN Malang, Rabu (19/06/2024).

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D., menyatakan, beberapa tahun terakhir ITN Malang gencar membangun kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri, serta LSP. Upaya ini untuk meningkatkan kompetensi lulusan agar siap bersaing di dunia kerja.

“Berbagai kompetensi yang didapat menjadi pembeda lulusan ITN Malang dengan kampus lain. Sehingga lulusan mampu bersaing di dunia kerja,” ujar rektor.

Kedepan ITN Malang juga mendorong kerja sama dengan LSP dalam berbagai hal. Rektor menawarkan fasilitas ITN Malang sebagian pusat pendidikan dan latihan. Sejauh ini sudah ada realisasi pendidikan dan pelatihan instalasi PLTS, dan PLTD. Dengan bergabungnya LSP Elektronika Nasional, maka akan semakin banyak pilihan ITN Malang dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa.

Baca juga : Beri Solusi Ketenagalistrikan, Mahasiswa ITN Malang Juara 3 NESCO Paper Competition 2024 UGM

“Kami mengundang LSP Elektronika Nasional ber-partner dengan industri untuk melaksanakan pelatihan dan sertifikasi di ITN Malang. Kami sangat senang kerja sama ini terlaksana, dan semoga dapat memberikan manfaat bagi ITN dan LSP Elektronika Nasional,” harapnya.

LSP Elektronika Nasional yang berkedudukan di Surabaya adalah lembaga pendukung BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) yang bertanggung jawab melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi. Termasuk melaksanakan uji kompetensi, menerbitkan sertifikat kompetensi, serta melakukan verifikasi tempat uji kompetensi.

ITN Malang dan LSP Elektronik Nasional jalin kerja sama untuk menguatkan kompetensi mahasiswa. (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)

Direktur LSP Elektronik Nasional, Dr. Prapto Rusianto, S.Psi., M.Si., berharap kerja sama tidak hanya sekedar tanda tangan tapi ada implementasi. Bagaimanapun juga kolaborasi akan mewujudkan lulusan selain membawa ijazah juga memiliki kompetensi teknik sesuai bidangnya.

“Kami LSP Elektronika Nasional dengan ITN Malang sebenarnya sudah lama menjalin komunikasi. Bahkan sudah beberapa kali melaksanakan uji sertifikasi profesi untuk sivitas akademika (mahasiswa, dosen, laboran), dan umum,” katanya.

Menurut Prapto, LSP Elektronika Nasional memiliki 32 skema. Kerja sama kedepan harapannya tidak hanya dengan Teknik Listrik D-3 namun juga terbuka untuk program studi lainnya. Bahkan skema yang dimiliki berlaku juga untuk jenjang SMK, sehingga LSP Elektronika Nasional mensupport ITN Malang menjadi tempat uji kompetensi (TUK) bagi SMK, dan lulusannya.

“Nanti dari kampus bisa mengajukan permintaan. Untuk SMK sebelum disertifikasi diberi pelatihan dulu. Bisa diadakan oleh prodi atau didampingi oleh LSP. Baik lulusan SMK dan mahasiswa ITN yang mau melakukan uji kompetensi kami siap. Hanya saja kami perlu mencocokkan skema yang bisa diambil,” lanjutnya.

Dikatakan Prapto, saat ini tantangan prodi adalah mensosialisasikan pentingnya sertifikasi bagi mahasiswa hingga mereka mengambil sertifikasi kompetensi. Sertifikasi sangat penting untuk bersaing dan mendapatkan pekerjaan.

“Sekarang perusahaan mulai melihat hal itu (sertifikasi). Pengalaman kami, ketika ada dua orang yang mendaftar ke perusahaan memiliki nilai akademik sama-sama bagus, tetap yang diambil adalah yang memiliki sertifikasi kompetensi,” ungkapnya.

Baca juga : Raih “Baik Sekali” Prodi Teknik Listrik D-3 ITN Malang Targetkan Lulusan Terserap Dudi

Kaprodi Teknik Listrik D-3, ITN Malang, Ir. Eko Nurcahyo, MT., menambahkan, kerja sama dengan LSP bisa mewadahi dan memfasilitasi siswa SMK, mahasiswa, dan umum untuk melakukan sertifikasi di ITN Malang. Dosen ITN juga siap melakukan pelatihan bagi lulusan SMK sebagian syarat mengikuti sertifikasi profesi.

“Saat ini ITN Malang sudah memiliki 3 asesor. Menurut LSP Elektronika Nasional, ITN sudah layak sebagai tempat uji kompetensi. Dengan memiliki sertifikasi, maka instansi yang merekrut tenaga kerja lebih percaya karena mereka ahli dibidangnya. Selain itu ITN juga siap memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi bagi yang berminat menjadi asesor,” katanya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Alumni Elektro ITN Malang Beri Apresiasi pada Mahasiswa Juara 3 NESCO UGM 2024

Ketua IKA Elektro ITN Malang, Heru Herlambang ST., (memegang plakat) bersama Tim Manka Teknik Listrik D-3 ITN Malang, dan para dosen. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Ikatan Alumni (IKA) Elektro Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) memberi penghargaan kepada tiga mahasiswa Teknik Listrik D-3 ITN Malang. Penghargaan tersebut sebagai apresiasi atas prestasi mahasiswa yang berhasil menyabet Juara 3 NESCO Paper Competition 2024 UGM, di Kampus UGM.

Ketiga mahasiswa tersebut tergabung dalam Tim Manka. Beranggotakan Mochammad Ilham Fakhri (angkatan 2021), Farid Agus Afandi (angkatan 2022), Nabilla Anggreny Putri (angkatan 2022). Di bawah bimbingan Dr. Ir. Widodo Pudji Muljanto, MT., mereka masuk final bersama Institut Teknologi PLN (2 tim, satu tim menjadi juara 1), Institut Teknologi Bandung (meraih juara 2), Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh November.

Kaprodi Teknik Listrik D-3, ITN Malang, Ir. Eko Nurcahyo, MT., mengapresiasi reward yang diberikan alumni kepada mahasiswa. Ini merupakan bentuk kepedulian dan rasa kebersamaan yang semakin erat antara alumni dan sivitas akademika ITN Malang. Eko juga berharap kedepannya dari alumni akan memunculkan ide-ide baru yang membangun, terkini, spektakuler, dan fenomenal untuk ikut mengharumkan nama bangsa dan mengibarkan nama ITN Malang di forum nasional bahkan internasional.

“Kami mewakili institusi berterima kasih kepada alumni teknik elektro atas perhatian yang diberikan kepada adik-adik mahasiswa. Semoga kedepannya semua semakin bersinergi dan bekerja sama,” ujar Eko.

Eko berharap prestasi yang diraih Tim Manka bisa menginspirasi dan memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya. Khususnya kepada prodi dan mahasiswa teknik listrik dan teknik elektro untuk terus berperan aktif dalam berbagai kegiatan kompetisi. Sehingga dapat membentuk karakter yang kreatif, inovatif, dan menghasilkan karya-karya serta prestasi yang lebih baik.

Baca Juga : Beri Solusi Ketenagalistrikan, Mahasiswa ITN Malang Juara 3 NESCO Paper Competition 2024 UGM

“Teruslah semangat! Sebanyak apapun kita berusaha dan seberapa banyak kita berdoa, ketika hasil yang didapatkan belum sesuai dengan apa yang diinginkan jangan berkecil hati. Jadikan itu sebagai pelajaran, bukan hukuman,” serunya.

Ketua IKA Elektro ITN Malang, Heru Herlambang ST., yang datang bersama perwakilan pengurus IKA Elektro M Nasrudin Navi, ST., dan Heri Susilo, ST., mengungkapkan rasa bangganya. Dimana adik-adik mahasiswa Teknik Listrik ITN Malang telah membuktikan diri mampu bersaing dengan perguruan tinggi negeri, dan perguruan tinggi swasta lainnya di skala nasional.

Kaprodi Teknik Listrik D-3, ITN Malang, Ir. Eko Nurcahyo, MT., menerima piala Juara 3 NESCO UGM 2024 dari Tim Manka. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

“Kami merasa bangga dan terharu atas perjuangan dan pencapaian adik-adik dalam kompetisi ini. Waktu dan tenaga mereka curahkan demi nama baik ITN Malang. Award yang kami berikan tidak sebanding dengan perjuangan mereka,” ujar Heru saat memberikan penghargaan secara simbolis di Amphi Elektro Kampus 2 ITN Malang, Rabu (22/05/2024).

Menurut Heru, pengalaman yang didapat saat mengikuti kompetisi tentu akan berguna ketika kelak mahasiswa lulus dan masuk dunia industri. Pasalnya mahasiswa dalam kompetisi dihadapkan pada tantangan problem solving.

“Kami harapkan adik-adik mahasiswa kedepannya semakin semangat dalam berkarya, berinovasi, dan giat mengikuti berbagai lomba agar terbina jiwa kompetisi. Jiwa kompetisi dan pantang menyerah ini kelak sangat berguna ketika masuk ke dunia kerja,” imbuh alumnus angkatan 1992 ini.

Dalam momen tersebut secara simbolis juga dilakukan penyerahan piala hasil kejuaraan dari Tim Manka kepada Kaprodi Teknik Listrik D-3 ITN Malang, Ir. Eko Nurcahyo, MT. Turut hadir pula Wakil Dekan 2 ITN Malang Suryo Adi Wibowo, ST., MT, pembimbing Tim Manka Dr. Ir. Widodo Pudji Muljanto, sekaligus dosen Teknik Elektro bersama MT., Ir. Choirul Saleh, MT., dan Sekretaris Program Studi Teknik Listrik D-3 Bima Romadhon Parada Dian Palevi, ST., MT.

NESCO 2024 merupakan sebuah kompetisi tingkat nasional. Diadakan oleh Badan Semi Otonom (BSO) Magatrika (Mahasiswa Ketenagalistrikan), yang berada di bawah arahan Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (KMTETI FT UGM). Fokus kompetisi adalah pada permasalahan dalam bidang ketenagalistrikan dan sistem tenaga.

Acara NESCO 2024 dikemas dengan empat rangkaian kegiatan. Antara lain: Seminar Nasional: Indonesia’s Adaptive Electrical Ecosystem by Integrating Clean Energy Resilience through E-mobility, paper competition, innovation challenge, dan poster competition.

Baca juga : Bantu Atasi Irigasi Pertanian Mahasiswa Teknik Elektro ITN Malang Buat Pembangkit Hybrid PLTS dan PLTB Berbasis IoT

Tim Manka berpartisipasi dalam kategori paper competition, yang menekankan kemampuan problem solving untuk merumuskan dan menemukan solusi terhadap permasalahan dalam bidang ketenagalistrikan dan power system. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Beri Solusi Ketenagalistrikan, Mahasiswa ITN Malang Juara 3 NESCO Paper Competition 2024 UGM

Tim Manka Teknik Listrik D-3 ITN Malang. Ki-ka: Mochammad Ilham Fakhri, Nabilla Anggreny Putri, dan Farid Agus Afandi, bersama Dr. Ir. Widodo Pudji Muljanto, MT., dosen pembimbing meraih Juara 3 NESCO Paper Competition 2024 di UGM. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Tim Manka Teknik Listrik D-3, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) meraih Juara 3 NESCO Paper Competition 2024, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, UGM, Sabtu 18 Mei 2024 lalu. NESCO Paper Competition 2024 merupakan kompetisi yang menekankan kemampuan problem solving untuk merumuskan dan menemukan solusi terhadap permasalahan dalam bidang ketenagalistrikan dan power system.

Tim debutan Teknik Listrik D-3 ITN Malang beranggotakan Mochammad Ilham Fakhri (2152016), Farid Agus Afandi (2252001), dan Nabilla Anggreny Putri (2252002). Dibawah bimbingan Dr. Ir. Widodo Pudji Muljanto, MT., mereka di final berhasil menyisihkan tiga perguruan tinggi lainnya. Sementara peserta final adalah Institut Teknologi PLN (2 tim, satu tim meraih juara 1), Institut Teknologi Bandung (juara 2), Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh November.

Mochammad Ilham Fakhri, ketua tim menjelaskan, saat final semua tim diberi tantangan untuk memberikan solusi permasalahan ketenagalistrikan di negara yang bernama Nescovia. Negara Nescovia yang kaya SDA sedang melakukan transisi ke energi baru dan terbarukan (EBT), dengan menargetkan penetrasi 40 persen dari pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) serta pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Nescovia juga memiliki pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU), dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

“Pada sistem ketenagalistrikan mereka masih terdapat beberapa kendala. Ada 4 masalah yang harus kami pecahkan sekaligus mencarikan solusi,” kata Mochammad Ilham Fakhri, saat ditemui bersama timnya di Kampus 2 ITN Malang pada Jumat (24/05/2024).

Menurut Ilham masalah ketenagalistrikan di Nescovia antara lain: stabilitas sistem saat cuaca berawan/gelap secara tiba-tiba belum stabil, pada pagi hari stabilitas sistem kelistrikan terganggu, kebocoran gas beracun (H2S) di PLTP yang mengakibatkan korban jiwa disangkutkan dengan kebijakan pemerintah mengenai kebocoran H2S, dan masalah pertumbuhan beban puncak seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

Beda permasalahan tentunya solusi yang diberikan juga berbeda. Untuk gangguan stabilitas sistem saat cuaca gelap berawan Tim Manka menawarkan penetrasi sistem BESS (battery energy storage) untuk pembangkit EBT mereka. BESS merupakan sekumpulan baterai dan peralatan pendukungnya untuk membackup sistem PLTS saat terjadi mendung. Sedangkan untuk pagi hari mereka menawarkan pemasangan sistem VFD (variable frequency drive). Sebuah sistem untuk mengurangi arus starting pada motor induksi untuk industri. Sistem VFD akan memberikan tegangan dan frekuensi secara bertahap.

Baca juga : Bantu Atasi Irigasi Pertanian Mahasiswa Teknik Elektro ITN Malang Buat Pembangkit Hybrid PLTS dan PLTB Berbasis IoT

“BESS merupakan baterai dengan kapasitas besar. Bisa mem-backup pada saat gangguan dan menstabilkan tenaganya. Idealnya bisa mem-backup kapasitas maksimum PLTS dalam 1 jam. Misalkan PLTS puncaknya 5 megawat, maka baterai harus bisa menyuplai 5 megawatt dalam 1 jam. Sederhananya seperti itu,” lanjutnya.

Tim Manka Teknik Listrik D-3 ITN Malang saat menerima awarding Juara 3 NESCO Paper Competition 2024 di UGM. (Foto: Istimewa)

Untuk kebocoran gas beracun (H2S) di PLTP dan adanya saran dari pemerintah setempat untuk menutup PLTP sangat kontra, karena akan berdampak pada perekonomian. Selama ini PLTP menyumbang 55 persen total energi di salah satu pulau utama di negara tersebut. Ketiga mahasiswa ini menawarkan solusi untuk investigasi keseluruhan penyebab kebocoran H2S di pembangkit tersebut.

Nabilla Anggreny Putri menyebutkan solusi dengan memasang sensor-sensor H2S di beberapa wilayah pembangkit dan dikoneksikan dengan sistem peringatan dini. Solusi lanjutannya pemerintah melakukan sosialisasi tanggap bencana kepada masyarakat di sekitar PLTP. Juga memberikan kompensasi kepada korban terdampak H2S.

“Kami menyarankan area tersebut bebas penduduk, jadi bisa meminimalisir dampak dari kebocoran H2S,” sebutnya.

Farid Agus Afandi juga menjelaskan solusi untuk masalah pertumbuhan beban puncak seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Pertumbuhan beban puncak selama 10 tahun bisa dengan menambah kapasitas pembangkit EBT dan non EBT. Penambahan pembangkit ada regulasinya dengan cakupan EBT minimal 40 persen dari daya keseluruhan.

“Karena EBT sifatnya masih belum stabil. Khawatir kalau berkepanjangan sistem tenaganya down (bermasalah). Kalau sebaran EBT terlalu besar, harga listriknya juga naik, karena teknologinya masih mahal,” jelasnya.

Farid menjelaskan, untuk mencari solusi atas permasalahan mereka bertiga membahasnya bersama dengan dosen pembimbing. Setelah beragam solusi ditampung, kemudian didiskusikan dan diambil yang paling efektif untuk digunakan.

Baca juga : ITN Malang – Kabupaten Teluk Wondama Jalin Kerja Sama Tingkatkan SDM Hingga Kembangkan EBT untuk Suplai Listrik

Dr. Ir. Widodo Pudji Muljanto, MT., pun mengapresiasi perjuangan Tim Manka. Menurutnya, prestasi tersebut bukan suatu kebetulan, melainkan didapat dengan effort yang luar biasa. Selama satu bulan mereka belajar sekian banyak data. Dari mengikuti kompetisi bisa menjadi alat untuk mengukur skill dari mahasiswa maupun dosen dalam menyampaikan permasalahan ketenagalistrikan.

“Ilmu listrik itu luas sekali. Bukan sekedar menjalankan motor listrik, tapi juga kebijakan ketenagalistrikan harus diketahui. Di teknik elektro sudah kami berikan mata kuliah standarisasi dan regulasi. Prestasi kita sudah juara 3, sudah sejajar dengan teknik elektro level nasional. Kuncinya semangat untuk mencari dan ulet. Orang pintar kalah dengan yang ulet,” kata Widodo yang juga berharap tahun depan prestasi mahasiswa ITN Malang semakin meningkat. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

en_USEnglish