Kompak: Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P (baju putih) bersama Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi MSEE, (tiga dari kiri) dan Ketua P2PUTN Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT (paling kiri) meresmikan PLTS. (Foto: Yanuar/humas)
Peringatan dies natalis Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ke-53 diwarnai dengan berbagai kegiatan. Bahkan secara khusus Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P., hadir di Kampus 2 ITN Malang, Jalan Raya Karanglo KM 2 Kabupaten Malang, Rabu, (23/3/2022).
Kedatangan Moeldoko adalah untuk meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS dengan kapasitas 0,5 MWp/ 500 KWp ini merupakan kolaborasi ITN Malang dengan PT Wika Industri Energy, dan PT Surya Utama Nuansa (Sun Energy).
Merupakan PLTS skala kampus terbesar di Pulau Jawa, dan terbesar kedua di Indonesia. Pembangunan PLTS merupakan komitmen ITN Malang untuk mendukung langkah pemerintah dalam menurunkan emisi dengan diversifikasi energi fosil dengan energi terbarukan. Targetnya pada 2025 nanti penggunaan energi baru terbarukan harus 23 persen.
“PLTS telah kami manfaatkan untuk penerangan, dan kebutuhan internal kampus. Karena saat ini kegiatan kampus masih dilakukan secara daring. Sehingga PLTS belum bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Prof Lomi akrab disapa.
ITN Malang juga telah mengembangkan pusat riset. Melalui riset-riset dosen, dan mahasiswa dengan berbagai inovasi teknologi, dalam berbagai aplikasi akan dikembangan menjadi pusat pelatihan dan alih teknologi. Sumber energi terbarukan akan dimanfaatkan secara optimal dalam inkubator bisnis sebagai rekayasa engineering yang dikembangkan di berbagai program studi sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
Prof Lomi berharap, hasil inovasi teknologi energi baru terbarukan yang dikembangkan oleh kampus bisa membantu daerah-daerah yang belum mendapatkan akses listrik. “Tentu dengan adanya kerjasama yang saling membangun dan mengisi untuk menjaga ketahanan energi secara nasional,” imbuh Prof Lomi.
Sementara itu, Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko memberikan apresiasi dan bangga atas pencapaian ITN Malang. Khususnya budaya inovasi yang berkembang di Kampus Biru ITN Malang. “Saya apresiasi atas budaya inovasi yang berkembang di sini (ITN Malang). Berbagai riset telah dilakukan dan riset-riset tersebut betul-betul menjawab kebutuhan masyarakat yang kita kenal dengan teknologi tepat guna. Ini kalau terus dikembangkan akan meringankan dan membantu masyarakat dari kesulitan yang mereka hadapi,” kata Moeldoko usai mengunjungi pameran riset dan inovasi ITN Malang.
Menurut Mantan Panglima TNI ini, semua hasil inovasi tidak cukup hanya berhenti di dalam kampus. Semua harus didelivery kepada masyarakat, dengan link and match dengan industri, pemerintah daerah, atau langsung dengan masyarakat. Sehingga hasil karya mahasiswa dan dosen bisa bermanfaat.
Ini menjadi angin segar bagi ITN Malang. Pasalnya selain meresmikan PLTS Moeldoko juga melakukan penandatanganan kerjasama dengan Rektor ITN Malang. “ITN sudah MoU dengan KSP (Kantor Staf Kepresidenan). Nanti KSP bisa membantu mensosialisasikan kepada pemerintah daerah,” jelasnya.
Selain meresmikan PLTS dan penandatanganan MoU, Moeldoko juga meresmikan tiga tempat ibadah. Yakni, Pura Astawinayaka, Gereja Santo Thomas Aquinas, dan Masjid Al Kautsar. Ketiga tempat ibadah ini dibangun saling berdekatan, yang semakin memperkokoh identitas ITN Malang yang multikultural. Pasalnya mahasiswa ITN Malang berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang suku, dan agama.
“Saya melihat budaya intelektual, dan akademik (di ITN Malang) berkembang. Dari sisi sosialnya kampus ini juga memiliki tempat untuk mengakomodasi berbagai agama. Ini simbol keberagaman dan anti intoleransi,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama Moeldoko bersama dengan Ketua P2PUTN Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT, dan Rektor ITN Malang juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Rektorat, dan Pusat Riset Inovasi Teknologi ITN Malang. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)